Kiriman Bodong
Dalam perjalanan ke Bandung, Minggu (20/3), masuk panggilan dari istri di rumah. "Papi pesan Gojek bawa Biskuat?"
"Ada orang Gojek antar pesanan, katanya disuruh beli Biskuat Rp 2.000 dan menagih ongkos Rp 10.000, jadi total Rp 12.000," tambahnya.
Saya belum pernah pakai aplikasi go-mart, tetapi tiba-tiba Gojek menagih. Kata istri, di ponsel si pengojek yang bernama Aldi itu, memang ada pesanan tersebut. Penasaran, saya buka ponsel saya. Ternyata benar, ada pesanan nomor 111172648 untuk membelikan sebungkus Biskuat dan bolu pandan 16 gram dari Alfamidi, tetapi di nomor ponsel yang tidak terdaftar di Gojek.
Di rumah kami hanya ada Ibu (92 tahun), saya dan istri, seorang asisten rumah tangga, dan tiga ekor kucing. Semua tidak suka Biskuat. Tak satu pun dari sembilan cucu, yang tinggal bersama kami, kecuali dua yang transit di rumah sepulang sekolah, menunggu orangtuanya.
Bagaimanapun, bisa jadi ini gejala kriminalitas yang memanfaatkan data Gojek. Siapa yang bertanggung jawab, apakah internal Gojek atau pusat datanya dibobol penjahat?
Secara teknologi sulit membuktikan bahwa saya bukan pemesannya, tetapi via teknologi bisa ditelusuri kemungkinan kebocoran data ini. Layanan pelanggan Gojek yang saya hubungi juga tidak bisa menjelaskan. Ia hanya menawarkan blokir dan saya tidak bisa order Gojek lagi. MOCH S HENDROWIJONO Taman Meruya Ilir, Jakarta
Dalam perjalanan ke Bandung, Minggu (20/3), masuk panggilan dari istri di rumah. "Papi pesan Gojek bawa Biskuat?"
"Ada orang Gojek antar pesanan, katanya disuruh beli Biskuat Rp 2.000 dan menagih ongkos Rp 10.000, jadi total Rp 12.000," tambahnya.
Saya belum pernah pakai aplikasi go-mart, tetapi tiba-tiba Gojek menagih. Kata istri, di ponsel si pengojek yang bernama Aldi itu, memang ada pesanan tersebut. Penasaran, saya buka ponsel saya. Ternyata benar, ada pesanan nomor 111172648 untuk membelikan sebungkus Biskuat dan bolu pandan 16 gram dari Alfamidi, tetapi di nomor ponsel yang tidak terdaftar di Gojek.
Di rumah kami hanya ada Ibu (92 tahun), saya dan istri, seorang asisten rumah tangga, dan tiga ekor kucing. Semua tidak suka Biskuat. Tak satu pun dari sembilan cucu, yang tinggal bersama kami, kecuali dua yang transit di rumah sepulang sekolah, menunggu orangtuanya.
Bagaimanapun, bisa jadi ini gejala kriminalitas yang memanfaatkan data Gojek. Siapa yang bertanggung jawab, apakah internal Gojek atau pusat datanya dibobol penjahat?
Secara teknologi sulit membuktikan bahwa saya bukan pemesannya, tetapi via teknologi bisa ditelusuri kemungkinan kebocoran data ini. Layanan pelanggan Gojek yang saya hubungi juga tidak bisa menjelaskan. Ia hanya menawarkan blokir dan saya tidak bisa order Gojek lagi. MOCH S HENDROWIJONO Taman Meruya Ilir, Jakarta
Komentar
Posting Komentar